BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam konteks pengembangan sumber daya manusia, pendidikan sebagai usaha sadar diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan, keterampilan, sikap, dan kepribadian yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dalam upaya lebih mewujudkan fungsi pendidikan sebagai wahana pengembangan sumber daya manusia, perlu dikembangkan iklim belajar mengajar yang konstruktif bagi berkembangnya potensi peserta didik sehingga dapat lahir potensi-potensi yang sesuai dengan tantangan pembangunan nasional. Untuk itu hakekat belajar dengan segala dimensinya merupakan hal mutlak yang harus dipahami oleh pendidik.
Belajar dipandang sebagai perubahan perilaku peserta didik. Perubahan perilaku ini tidak terjadi dengan sendirinya tetapi melalui proses. Proses perubahan perilaku ini dimulai dari adanya rangsangan yaitu peserta didik menangkap rangsangan kemudian mengolahnya sehingga membentuk suatu persepsi. Semakin baik rangsangan diberikan semakin kuat persepsi peserta didik terhadap rangsangan tersebut.
Metode sebagai komponen dasar kegiatan belajar mengajar mempunyai peranan yang sangat penting. Beberapa hal yang mendasar pentingnya penggunaan metode proses belajar pada hakekatnya merupakan proses komunikasi. Proses komunikasi adalah proses menyampaikan pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu kepada penerima pesan. Dalam proses penyampaian pesan tersebut tidak selamanya berhasil, karena terdapat beberapa hambatan baik yang ditimbulkan dari pemberi pesan ataupun dari penerima pesan.
Dalam perkembangan terakhir pembelajaran bukan lagi berpusat pada kegiatan yang dilakukan oleh guru, namun pembelajaran haruslah berpusat pada siswa. Mengajar bukan lagi proses menyampaikan ilmu, namun pembelajaran merupakan proses menemukan pengetahuan baru melalui kegiatan yang dilakukan oleh siswa dan difasilitasi oleh guru. Dalam hal ini Aunurrahman dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran mengemukakan bahwa: “Dalam kegiatan pembelajaran fungsi guru sebagai mediator dan fasilitator.”(2009;22).
Dalam Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Pendidikan untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan bahwa:
”Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan Dasar dan Menengah harus interaktif,inspiratif,meneyangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.” (Depdiknas;2007:424)
Pembelajaran yang cocok untuk melaksanakan amanah permendiknas tersebut adalah pembelajaran yang dapat membuat anak didik menjadi Aktif, kreatif,efektif dan menyenangkan atau yang dikenal dengan nama Pembelajaran PAKEM. Dengan pembelajaran pakem diyakini bahwa potensi siswa akan dapat berkembang secara wajar, siswa akan mendiri dan tidak takut untuk mengemukakan pendapat, sehingga kelak akan dapat hidup di alam demokrasi.
Disamping pembelajaran atau model pembelajaran serta metode yang digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran hal lain yang sangat berpengaruh dalam pembelajaran adalah motivasi.Aunurrahman dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran mengemukakan bahwa :
”Motivasi dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potenjsi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar”
(2009:180).
Berdasar pendapat tersebut diatas artinya siswa yang memiliki motivasi belajar akan nampak melalui kesungguhan untuk terlibat dalam proses pembelajaran, gejala yang dapat dilihat dari kegiatan ntersebut diantaranya adalah tampak pada keaktifan bertanya, mengemukakan pendapat, menyimpulkan pelajaran, mencatat, membuat resume, mempraktekkan sesuatu, mengerjakan latihan-latihan dan evaluasi sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Di dalam aktivitas belajar motivasi induvidu dapat dimanifestasikan dalam bentuk-bentuk ketahanan atau ketekunan dalam belajar, kesungguhan dalam menyimak isi pelajaran yang diberikan atau yang dipelajari, kesungguhan dan ketlatenan dalam melaksanakan tugas dan masih banyak contoh lain yang tidak dikemukakan dalam tulisan ini.
Dengan demikian motivasi belajar merupakan hal yang sangat penting dan tidak boleh dilupakan oleh guru agar proses pembelajaran bisa berjalan secara PAKEM dan dapat mencapai hasil yang optimal.
Berdasar pada kenyataan lapangan dan harapan paradigma baru dalam pembelajaran diatas penulis ingin meneliti “ Pengaruh Pembelajaran PAKEM dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran PAI siswa kelas VII SMPI As Sulaimaniyah Kecamatan Tanahmerah Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2008/2009 “.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini, dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan pembelajaran PAKEM terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI siswa kelas VII SMPI As Sulaimaniyah Kecamatan Tanahmerah Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2008/2009?.
2. Apakah ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI siswa kelas VII SMPI As Sulaimaniyah Kecamatan Tanahmerah Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2008/2009?.
3. Apakah pengaruh yang signifikan pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI siswa kelas VII SMPI As Sulaimaniyah Kecamatan Tanahmerah Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2008/2009?.
1.3. Tujuan penelitian
Bertitik tolak dari rumusan masalah sebagaimana disebutkan di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ingin mengetahui pengaruh pembelajaran PAKEM terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI siswa kelas VII SMPI As Sulaimaniyah Kecamatan Tanahmerah Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2008/2009.
2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI siswa kelas VII SMPI As Sulaimaniyah Kecamatan Tanahmerah Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2008/2009.
3. Ingin mengetahui pengaruh pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar mata pelajaran PAI siswa kelas VII SMPI As Sulaimaniyah Kecamatan Tanahmerah Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2008/2009.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna:
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
a. Untuk menelaah pencapaian prestasi belajar siswa
b. Sebagai informasi dalam rangka mengoptimalkan pencapaian tujuan kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi pihak yang berkepentingan
a. Dapat memotivasi siswa belajar lebih aktif.
b. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
c. Dapat meningkatkan efektifitas belajar siswa
d. Sebagai bahan kajian tentang manfaat model pembelajaran.
3. Bagi peneliti
a. Untuk memenuhi tuntutan agar guru lebih profesional dalam mengajar
b. Sebagai bahan informasi tentang model pendekatan kontekstual dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Memperoleh sarana latihan sehingga dapat menyampaikan gagasan, pendapat serta penalaran melalui pengalaman praktis.
4. Bagi Perguruan Tinggi
a. Dapat menambah perbendaharaan perpustakaan
b. Menambah cakrawala ilmu pengetahuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan tentang Pembelajaran PAKEM
2.1.1.1 Pengertian
Menurut Sediono (2003 : 41) dalam buku menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak Program Manajemen Berbasis Sekolah, Pembelajaran PAKEM adalah : “ singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.” Aktif artinya : dalam proses pembelajaran guru dapat menciptakan suasana kelas sedemikian rupa sehingga anak berani bertanya dan berani mengemukakan gagasannya, Kreatif artinya : guru mampu menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beragam, sehingga anak mampu mengembangkan kemampuan secara maksimal. Efektif artinya : setelah proses pembelajaran anak dapat menguasai apa yang menjadi target dalam pembelajaran, Menyenangkan artinya : suasana belajar mengajar yang dapat menarik perhatian anak secara penuh sehingga waktu curah perhatiannya sangat tinggi.
Menurut Sentot Kusairi (2003.53) dinyatakan bahwa: “PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) merupakan salah satu alternatif solusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah khususnya di sekolah dasar.”
2.1.1.2 Ciri-ciri Pembelajaran PAKEM.
Di dalam pembelajaran seorang guru berfungsi sebagai fasilitator yang menyingkirkan hambatan dalam pembelajaran dan mempermudah anak untuk menerima materi pembelajaran, sehingga dalam pengelolaan kelas harus menarik dan menyenangkan yang ditunjang dengan alat peraga, media belajar serta menggabungkan beberapa metode yang berkaitan. Dengan demikian anak dapat termotivasi, berani berkreasi, berani mengambil resiko, sehingga terjadi kehangatan diantara anak dalam pembelajaran. Ciri-ciri Pembelajaran PAKEM diantaranya :
a. Dari Segi Guru
A = Aktif, guru aktif mempunyai kriteria : (1) Anak aktif melakukan kerjasama satu dengan yang lain/kelompok satu dengan yang lain, (2) Memberi umpan balik, (3) Mengajukan pertanyaan yang menantang, (4) Mempertanyakan gagasan siswa, K = Kreatif, Guru Kreatif mempunyai kriteria : (1) Mengembangkan kegiatan yang beragam, (2) Membuat alat Bantu belajar yang sederhana Pengelolaan di kelas, E = Efektif, usaha guru efektif mempunyai kriteria : (1) Mencapai tujuan pembelajaran yang ditargetkan, (2) Waktu yang diperlukan lebih singkat, M = Menyenangkan, pembelajaran menyenangkan mempunyai kriteria : (1) Tidak membuat anak takut, (2) Tidak takut salah, (3) Tidak takut ditertawakan, (4) Tidak takut dianggap sepele
b. Dari Segi Murid
A = Aktif, siswa aktif mempunyai kriteria : (1) Memantau kegiatan anak, (2) Membuat alat Bantu belajar yang sederhana, (3) Pengelolaan dalam kelas , (4) Mempertanyakan gagasan siswa, K = Kreatif, guru kreatif mempunyai criteria : (1)Mengembangkan kegiatan yang beragam, (2) Membuat alat Bantu belajar yang sederhana, (3) Pengelolaan di dalam kelas, E = Efektif : (1) Menguasai keterampilan yang diperlukan, (2) Waktu yang diperlukan lebih singkat, M = Menyenangkan : (1) Berani mencoba atau berbuat, (2) Berani bertanya, (3) Berani mengemukakan pendapat atau gagasan, (4) Berani mempertanyakan gagasan orang lain
2.1.1.3 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembelajaran PAKEM
Dalam PAKEM kita harus mendorong kesuksesan anak, mempunyai kemauan dan kemampuan untuk melakukannya. Setiap kegiatan belajar mengajar merupakan kesempatan besar untuk merubah prestasi anak mengenai diri mereka sebagai pelajar dan merangsang keinginan bawaan mereka untuk belajar.
2.1.1.4 Cara Menciptakan Pembelajaran PAKEM
Cara-cara yang dapat dilakukan agar pembelajaran PAKEM berjalan dengan baik adalah sebagai berikut:
a. Media yang tepat
alat peraga sebagai alat bantu pembelajaran yang mampu menampilkan materi pembelajaran dengan pendekatan bentuk nyata yang kontekstual.
b. Metode yang sesuai
model pembelajaran yang dapat menerapkan pembelajaran yang dinamis, interaktif, kerjasama, siswa aktif, guru kreatif, integrasi kurikulum, efektif dan menyenangkan.
c. Guru sebagai fasilitator sekaligus sebagai intertainer
guru mampu menerapkan pembelajaran dua / multi arah yang berpusat pada siswa (students centered) sehingga memberikan peran lebih banyak kepada siswa untuk mengembangkan potensi dan kreativitasnya.
2.2 Tinjauan tentang Motivasi Belajar
2.2.2.1 Pengertian Motivasi
Sartain dalam bukunya Psychology Understending of Human Behavior, dalam Purwanto mengatakan motivasi adalah :
Suatu pernyataan yang komplek di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan sesuatu tujuan atau perangsang. Tujuan merupakan sesuatu yang menentukan dan membatasi tingkah laku organisme itu sendiri. Apa saja yang di lakukan oleh manusia pasti ada motivasinya. (Purwanto, 1996 : 60)
Dari pernyataan tersebut jelas bahwa motivasi memegang peranan yang sangat penting di dalam upaya manusia untuk mencapai tujuan yang diinginkannya, baik di dalam bidang pendidikan maupun tujuan-tujuan yang lain.
Dari uraian tentang pengertian motivasi yang telah disebutkan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi itu mengandung tiga komponen pokok yaitu :
1. Menggerakkan, maksudnya motivasi menimbulkan kekuatan pada individu untuk bertindak dengan cara-cara tertentu sesuai dengan tujuan.
2. Mengarahkan, maksudnya motivasi mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku individu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3. Menjaga dan menopang tingkah laku, maksudnya motivasi maksudnya motivasi menjaga dan menopang tingkah laku sesuai dengan jalur dan tujuan dari dorongan-dorongan dan kekuatan individu.
2.2.2.2 Fungsi Motivasi.
Motivasi selalu bertalian dengan tujuan yang akan dicapai dalam suatu kegiatan, sehingga motivasi mempengaruhi adanya suatu kegiatan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi yaitu :
1. Mendorong manusia untuk bertindak, yaitu motivasi berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi dan kekuatan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
2. Menentukan arah perbuatan, yaitu memotivasi menentukan ke arah perwujudan suatu cita-cita atau tujuan.
3. Motivasi menyeleksi perbuatan, yaitu motivasi menentukan perbuatan yang sesuai dengan selaras guna mencapai tujuan.
Selain tersebut di atas, ada juga fungsi-fungsi yang lain yaitu motivasi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, seseorang yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Tujuan motivasi adalah untuk mendorong atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga akan dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
2.2.2.3 Pentingnya Motivasi dalam belajar
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut :
1. Menyadarkan kedudukan siswa pada awal belajar, proses, dan hasil belajar.
2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya.
3. Mengarahkan kegiatan belajar.
4. Membesarkan semangat belajar.
5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh guru, karena pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru untuk :
1. Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.
2. Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas yang bermacam-macam, ada yang acuh tak acuh, ada yang tak memusatkan perhatian, ada yang bermain, di samping bersemangat untuk belajar.
3. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacam-macam peran seperti penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah atau pendidik.
4. Memberi peluang bagi guru untuk kerja rekayasa Pedagogis. Tugas guru adalah membuat siswa belajar sampai berhasil. Tentang profesinya justru terletak pada mengubah siswa tak berminat menjadi bersemangat belajar.
2.2.2.4 Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Terdapat banyak unsur yang mempengaruhi belajar diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Cita-cita atau aspirasi siswa.
2. Kemampuan siswa.
3. Kondisi siswa.
4. Kondisi Lingkungan siswa.
5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
6. Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
2.2.2.5 Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi di dalam kegiatan belajar di sekolah diantaranya adalah :
1. Pemberian Hadiah
2. Memberi Angka
3. Memberikan Pujian
4. Memberikan Hukuman
5. Kompetisi
6. Mengadakan Ulangan
7. Menumbuhkan Minat
2.3 Peningkatan Motivasi Belajar PAI Pada Siswa
Menurut Prof DR. S. Nasution, prinsip-prinsip umum yang harus dipegang oleh guru PAI dalam menjalankan tugasnya adalah sebagai berikut:
1. Guru yang baik memahami dan menghormati siswa
2. Guru yang baik harus menghormati bahan pelajaran yang diberikannya
3. Guru hendaknya menyesuaikan bahan pelajaran yang diberikan dengan kemampuannya siswa.
4. Guru hendaknya menyesuaikan metode mengajar dengan pelajarannya
5. Guru yang baik mengaktifkan siswa dalam belajar
6. Guru yang baik memberikan pengertian, bukan hanya dengan kata-kata belaka. Hal ini untuk menghindari verbalisme pada murid.
7. Guru menghubungkan pelajaran pada kehidupan siswa
8. Guru terikat dengan texs book
9. Guru yang baik tidak hanya mengajar dalam arti menyampaikan pengetahuan melainkan senantiasa membentuk kepribadian siswanya.
Sehubungan dengan upaya meningkatkan motivasi belajar siswa ada dua prinsip yang harus diperhatikan oleh guru sebagaimana yang dikemukakan oleh Thomas F. Seton sebagai berikut:
1. Menyelidiki dengan jelas dan tegas apa ynag diharapkan dari pelajaran untuk dipelajari dan mengapa ia diharapkan mempelajarinya.
2. Menciptakan kesadaran yang tinggi pada pelajaran akan pentingnya memililki skill dan pengetahuan yang akan diberikan oleh program pendidikan itu.
Dari prinsip-prinsip umum di atas, menunjukkan bahwa peranan guru PAI dalam mengajar PAI dapat dikatakan sangat dominant, begitu pula dalam meningkatkan motivasi belajar siswa tampaknya guru yang mengetahui akan kemampuan siswa-siswanya baik secara individu maupun secara kelompok, guru mengetahui persoalan-persoalan belajar dan mengajar, guru pula yang mengetahui kesulitan-kesulitan siswa terhadap pelajaran PAI dan bagaimana cara memecahkannya.
2.4 Kajian tentang Prestasi Belajar
2.2.3.1 Pengertian Prestasi belajar
Menurut Purwadarminto dalam Kamus Umum Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa prestasi adalah “ Hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan)”. (Purwadarminto, 1966, 10).
Prestasi belajar adalah merupakan hasil belajar yang dicapai secara maksimal dari setiap murid yang belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diuraikan bahwa : “ Prestasi belajar adalah merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh lazimnya dan ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.” (Depdiknas, 1995 : 787)
2.2.3.2 Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, namun secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yakni: faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa.
a. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa diantaranya adalah :
1) Kemampuan intelektual siswa.
2) Motivasi belajar
3) Perasaan, sikap dan minat
4). Kesehatan
b. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri anak.
1) Situasi belajar di sekolah
2) Fasilitas belajar
3) Orang tua
4) Lingkungan Masyarakat
5) Lingkungan Sekolah
2.3 Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir merupakan kerangka atau garis besar dalam pelaksanaan kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini, penelitian mempergunakan 2 variabel yakni persepsi siswa tentang Pembelajaran PAKEM (X1) dan motivasi belajar (X2) serta variabel terikat yakni prestasi belajar siswa (Y). Kalau dikemukakan dalam bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2 : Kerangka Berpikir Penelitian
Dari model kerangkan berfikir tersebut dapat dijelaskan bahwa dalam penelitian ini penulis ingin meneliti tentang:
1. Adanya pengaruh pembelajaran Pakem sebagai variabel bebas 1 (X1) terhadap prestasi belajar PAI sebagai variabel terikat dengan kode (Y).
2. Adanya pengaruh yang signifikan motivasi belajar sebagai variabel bebas 2 (X2) terhadap prestasi belajar PAI sebagai variabel terikan (Y).
3. Adanya pengaruh secara bersama-sama antara pembelajaran PAKEM (X1) dan motivasi Belajar (X2) terhadap Prestasi belajar PAI (Y).
2.4 Hipotesis
Pada dasarnya hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang masih memerlukan pembuktian lebih lanjut. Berdasarkan rumusan permasalahan, maka disusunlah hipotesis sebagian berikut :
1. Diduga ada pengaruh yang signifikan pembelajaran PAKEM terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI siswa kelas VII SMPI As Sulaimaniyah Kecamatan Tanahmerah Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2008/2009.
2. Diduga ada pengaruh yang motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI siswa kelas VII SMPI As Sulaimaniyah Kecamatan Tanahmerah Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2008/2009.
3. Diduga ada pengaruh yang signifikan pembelajaran PAKEM dan motivasi belajar terhadap prestasi mata pelajaran PAI siswa kelas VII SMPI As Sulaimaniyah Kecamatan Tanahmerah Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2008/2009.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan non-eksperimen. Dengan sasaran untuk mengetahui cara belajar siswa dan tingkat motivasi belajar serta pengaruhnya terhadap prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial. Dalam hal ini penekanan utama adalah mendeskripsikan dan menganalisis tingkat motivasi dan disiplin serta pengaruhnya terhadap kinerja.
3.2 Populasi dan Sampel
Penentuan objek penelitian merupakan langkah penting dalam suatu penelitian, karena objek yang ditentukan harus dipilih sesuai dengan masalah dan dengan kemampuan peneliti. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMPI As Sulaimaniyah Kecamatan Tanahmerah Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2008/2009, yang berjumlah 40 orang.
Dari Populasi tersesbut penulis menetapkan sampel dengan menggunakan tehnik sampling jenuh yaitu semua populasi digunakan sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel ini mengacu pada pendapat Prof. Sugiono yang mengatakan bahwa “ Apabila responden yang ada pada daerah itu digunakan sebagai sampel penelitian secara keseluruhan maka disebut pengambilan sampel jenuh “. Dengan demikian jumlah responden adalah sebanyak 40 orang.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data maka dibutuhkan beberapa macam metode atau teknik pengumpulan data agar bukti-bukti atau fakta yang diperoleh berfungsi sebagai data yang objektif dan valid. Karena itu dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan metode angket dan metode tes.
3.4 Validitas dan Relibilitas
3.4.1 Uji Validitas
Agar dapat diperoleh data yang valid, intrumen atau alat untuk mengumpulkan data harus valid. Untuk mengetahui validitas intrumen dianalisis dengan menggunakan program SPSS melalui komputer.
Uji Validitas, dilakukan dengan tahap-tahap berikut:
1. Menentukan hipotesis untuk hasil uji coba
H1 = Skor butir indikator berkorelasi positif dengan skor faktor (total).
Ho = Skor butir indikator tidak berkorelasi positif dengan skor faktor (total).
2. Menentukan r tabel
Menentukan r tabel dengan tingkat signifikan 5% atau 1%
3. Mencari r hitung
4. Membandingkan r hitung tabel
- Jika r hitung > r tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak
- Jika r hitung < r tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima
5. Mengambil keputusan
Dasar pengambilan keputusan:
Jika r hitung positif dan atau > r tabel, maka butir tersebut valid.
Jika r hitung negatif dan atau < r tabel, maka butir tersebut tidak valid.
3.4.2 Uji Reliabilitas
Jika semua butir ternyata valid, maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Dalam penelitian untuk menguji reliabilitas digunakan program SPSS dengan bantuan komputer.
Dalam menguji reliabilitas ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis untuk hasil uji coba
H1 = Skor butir indikator berkorelasi positif dengan skor faktor (total).
Ho = Skor butir indikator tidak berkorelasi positif dengan skor faktor (total).
2. Menentukan r tabel
Menentukan r tabel dengan tingkat signifikan 5% atau 1%
3. Mencari r hitung
4. Membandingkan r hitung tabel
- Jika r hitung > r tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak
- Jika r hitung < r tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima
5. Mengambil keputusan
Dasar pengambilan keputusan:
Jika r hitung positif dan atau > r tabel, maka butir tersebut reliabel.
Jika r hitung negatif dan atau < r tabel, maka butir tersebut tidak reliabel.
3.5 Variabel dan Pengukuran
1. Klasifikasi Variabel
Berdasarkan teori serta permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, maka variabel-variabel penelitiannya dapat diklasifikasi sebagai berikut:
a. Variabel bebas terdiri dari:
Variabel bebasnya adalah Pembelajaran Pakem (X1) dan motivasi belajar (X2).
b. Variabel terikat .
Variabel terikat dalam penelitian nini adalah: prestasi belajar siswa belajar siswa kelas VIII (Y).
2. Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Pembelajaran Pakem adalah bagaimana guru melaksanakan pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi aktif dan menyenangkan sehingga pembelajaran berlangsung efektif.
Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk belajar bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan. Untuk mengetahui tingkat motivasi siswa diperoleh dengan menggunakan angket tentang motivasi yang diberikan kepada masing-masing siswa.
Pengukuran motivasi belajar dilakukan dengan indikator tingkat motivasi intrinsik siswa, ekstrinsik siswa. Sedangkan untuk mengukurnya digunakan bentuk skala (rating scale) dari skala Likert 1-5.
Pada skala Likert ini digunakan pilihan jawaban sebagai berikut :
Selalu Skornya 5
Sering Skornya 4
Kadang-kadang Skornya 3
Jarang Skornya 2
Tidak pernah Skornya 1
Skor totalnya diperoleh dengan menunjukkan seluruh skor tiap-tiap butir yang diperoleh. Skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 yaitu 5 x 20 dan terendah adalah 0, yaitu jika siswa tidak menjawab sama sekali.
Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mempengaruhi tingkah laku seseorang agar bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan. Untuk mengetahui tingkat motivasi siswa diperoleh dengan menggunakan angket tentang motivasi yang diberikan kepada masing-masing siswa.
Pengukuran motivasi belajar dilakukan dengan indikator tingkat motivasi instrinsik siswa, ekstrinsik siswa, motivasi berprestasi, kesungguhan, relevansi motivasi dengan hasil yang dicapai, konsisten kepada tujuan, dan lain-lain.
Semua aspek tersebut diwujudkan dalam 20 pertanyaan berupa angket yang disebarkan kepada siswa. Instrumen yang dipergunakan bentuknya skala bertingkat (rating scale) dari skala Likert 1-5.
Skor totalnya diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor tiap-tiap butir yang diperoleh. Skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 yaitu 5 x 20 dan terendah 0 yaitu jika siswa tidak menjawab sama sekali.
Sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran tertentu, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
Dalam penelitian ini prestasi belajar diukur dengan tes hasil belajar yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial. Tes ini digunakan intuk mengetahui kemampuan dan prestasi belajar secara keseluruhan. Skor yang ditetapkan adalah 0 sampai dengan 100.
3.6 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi ganda dengan bantuan program SPSS for Windows versi 11.5 untuk analisis regresinya hipotesis pertama dan kedua menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan uji t dengan bantuan program SPSS for Windows versi 11.5.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.
Depdiknas, 1992. Himpunan Perundang-undnagan Republik Indonesia, Humas Depdiknas, Jakarta.
................., 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
................., 2001. Menuju Pendidikan Dasar Bermutu dan Merata. Laporan Komisi Nasional, Depdiknas, Jakarta.
................., 2002. Penyesuaian GBPP Sistem Semester, SD, CV. Insan Cendekia, Surabaya.
................., 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Depdiknas, Jakarta.
Dimyati, Mudjiono, 2002. Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, Syaiful Bahri, 2002. Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.
E Mulyasa, 2002. Kurikulum Berbasis Komputer, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Engkoswara, 1984. Dasar Metodologi Pengajaran, Bina Aksara, Jakarta.
Faisal, Sadiyah, 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.
Fudyartanto, 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, global Pustaka Utama, Yogyakarta.
Hadi, Sutrisno, 1998. Teknik Pengukuran dan Evaluasi, Mandar Maju, Bandung.
Modjiono, 1994. Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Muhibbin Syah, 2003. Psikologi Belajar, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Nurkancana, Wayan, Sumartono, 1986. Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.
Purwanto, Ngalim, 1997. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Rianto, Yatim, 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan, SIC, Surabaya
Ridwan, 2002. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Rustiyah, NK, 1989. Masalah Pengajaran sebagai Suatu Sistem, Tarsito, Bandung.
Sudjana, Nana, 1996. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algesindo, Bandung.
Supriono S, Achmad Sapari, 2001. Manajemen Berbasis Sekolah, SIC, Surabaya.